Langsung ke konten utama

Alhamdulillah....

Sesuai dengan judulnya, posting kali ini saya mau mengucap "alhamdulillah", karena apa? Karena apa ya? Saya juga bingung sih sebenernya hahaha. Ada beberapa target yang sudah saya capai sejauh ini, meskipun mulai dari 0 sih.

Pertama, alhamdulillah udah bisa belajar hidup mandiri.
Hidup dengan hasil jerih payah diri sendiri itu menyenangkan. Ini nih baru sesuai dengan lagu "makan, makan sendiri". Ya meskipun pada akhirnya harus mikir yang lain juga, meski terkadang harus "ngempet", meski lebih banyak merasa kurang dari pada lebih, tapi mesti harus tetep bersyukur. Untuk pengalaman pertama, ya not bad lah. Gak ngrepotin lagi :)

Kedua, alhamdulillah udah jadi "MABA" loh!!!!
Yee, akhirnya! Gak lagi iri liat temen pada kuliah. Gak iri lagi kalo ada yang pamer kampus (buat apa?). Sebenernya ini target utama saya pergi jauh dari kota kelahiran saya. Kuliah dengan biaya sendiri. And I get it now! Go fighting for my future lah pokoknya!


Ketiga, alhamdulillah saya naik pangkat!
Eeeiittzz, bukan berarti saya sekarang jadi direktur, manager, atau sebangsanya. Jangan dikira! Belum waktunya untuk itu saudara-saudara. Saat ini saya lebih banyak di kantor dibandingkan pergi pemasangan di daerah-daerah. Mungkin alasan utama mereka menempatka saya dalam posisi "standby" adalah karena saya adalah "MABA", sehingga saya terikat dengan jadwal kuliah, terlebih lagi hari Sabtu dan Minggu. Dulu alasan utama saya "standby" adalah karena saya seorang CEWEK (gakbanget!). Tapi dengan begini saya merasa saya telah naik pangkat. Mungkin mereka menilai bahwa saya sudah cukup mampu menjadi asisten bayangan para rekan saya yang berada di lapangan. Mungkin mereka menilai bahwa ilmu saya akan lebih tersalur di kantor, dan masih banyak lagi alasan positif lainnya. Bukan berarti saya lebih pintar dari rekan saya yang ain, tetapi ini saya anggap sebagai apresiasi bahwa saya sudah bisa menjadi level konsultan bagi rekan-rekan saya sendiri. Banyak di antara rekan saya yang jauh lebih ahli dibandingkan saya. Setidaknya saya sudah mulai memiliki arti tersendiri bagi mereka!

Keempat, alhamdulillah sudah bisa rutin Sholat Dhuha.
Sejujurnya, bukan berarti saya menghadapNya hanya saat saya akan ujian atau apalah. Tapi mulai detik ini, saya sudah membiasakan diri Sholat Dhuha setiap hari, InsyaAllah.

Kelima, alhamdulillah sudah bisa rutin baca Al-qur'an.
Dulu sih kalo baca qur'an cuma pas ngaji atau kalau gak gitu lagi ada pelajaran disekolah. Hmmm, sama kalau lagi Romadhon, pas lagi ada tadarus bersama. Sekarang, udah bisa dirutinin setelah sholat subuh, InsyaAllah.

Keenam, alhamdulillah sudah bisa membiasakan diri puasa Senin Kamis (lagi).
Sebenernya sama dengan point kelima sih. Saya akan lebih semangat melakukan apapun jika ada temennya. Bukan berarti saya bergantung atau ikut-ikut, cuma kalau ada temennya itu jadi lebih enak. Dulu waktu SMK saya sering puasa bareng sahabat saya, Diah. Dan sekarang? Ada mbak IIs, jadi membiasakan diri lagi setelah vakum sejak lulus SMK lalu :)

Baru segitu aja sih target yang bisa dicapai sejauh ini. Belum berarti, bahkan bisa jadi tidak ada apa-apanya. Bukan berarti saya tak punya target yang lebih dan lebih lagi untuk saya capai, BELUM! Tapi setidaknya, saya sudah punya modal selangkah lebih maju dibandingkan yang lain. Saya hanya ingin berani memulai tanpa harus disuruh oranglain.

Semoga saya bisa lebih baik untuk hari kedepannya. Semoga saya bisa bertahan seperti ini 4 tahun kedepan, bahkan seterusnya, Dan semoga saya bisa istiqomah, InsyaAllah, Amiin :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Ulang Tahun Pendengar yang Baik

Ini acara sih sebenernya udah lama, lebih dari sebulan yang lalu. Tapi, aku pengen banget dan pakek harus ngepost acara ini di blog. Entah kapan! hahaha. Alhasil, baru sekaranglah waktu berpihak, jadi muncullah posting ini. 21 Oktober yang lalu, sahabat saya,  Bangun Widhi , yang suka marah-marah kalau aku panggil dengan sebutan "Pak Bangun" merayakan ulang tahun yang ke-23 (gak enak nyebut sebenernya). Acara ini adalah salah satu acara yang gagal sekaligus berhasil. Kejutannya mengecewakan. Gimana enggak, aku udah koar-koar bikin strategi kejutan plus ngumpulin bala bantuan, dan titah kejutan itu dibaca langsung sama sang korban, Bangun. Itu pertama. Kedua, tanggal 21 Oktober itu hari Senin. Pada hari Sabtunya, kita dapet kabar kurang baik tuh, si Bangun gak masuk gegara sakit akibat balap kuda dijalan (gak ding, canda!). Bangun habis kecelakaan dari motor dan nabrak orang. Nah, anak-anak udah ngerencanain buat kejutannya hari Selasa, mengingat pas hari Selasa

Mata Kecil itu, Kembali Pergi

Empat puluh, empat puluh satu, empat puluh dua! Yup akhirnya! Aku baru saja menyelesaikan anak tangga terakhir dilantai empat gedung D kampus. “Tira, capek”, erang Uti padaku sambil meremas lengan sebelah kananku. Memang bukan tantangan berat untuk menaiki lantai empat gedung tersebut, hanya saja jika itu dilakukan setiap kami akan masuk kelas, kerasa kan capeknya?? Belum lagi jadwal sholat yang belum keitung. Sontak aku dan Uti langsung duduk lesehan bersandarkan tembok didepan kelas sambil melahap botol air mineral yang kami bawa. “lungguh kene lo, cek gak panas”, ucap seorang cowok yang baru saja naik tangga dengan logat jawanya yang kental. Cowok itu langsung mendekat duduk disebelahku. Aku yang sibuk mengatur nafas tiba-tiba saja menoleh, melemparkan senyum. Dua temannya mengikuti, yang satu berwajah bersih, tinggi, dan badannya berisi, yang satu lagi kulitnya gelap dan lucu.
"alasan kenapa kita bisa melihatnya bersama adalah karena kita bersama. aku ingin melihat banyak hal bersamamu. bukan karena takdir, tetapi karena kita saling menjaga. biarlah seperti itu."  Seo In ha - Love Rain