Langsung ke konten utama

Dallas Semiconductor

Tahun ini kantor dimana tempat saya bekerja harus kembali produksi AAWS untuk kesekian kalinya. Namun, untuk pemasangan tahun ini ada beberapa "aransemen" wiring sensor. Salah satunya adalah 1-Wire. 
1-Wire adalah perangkat komunikasi sistem yang dirancang oleh Dallas Semiconductor Corp yang menyediakan kecepatan rendah data, sinyal, dan kekuasaan atas sinyal tunggal. Hal ini biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan murah dan kecil seperti termometer digital dan instrumen cuaca. Sebuah jaringan 1-Wire perangkat dengan perangkat master yang terkait disebut MicroLan a. 
Salah satu ciri khas dari bus adalah kemungkinan untuk menggunakan hanya dua kabel: data dan tanah. Untuk mencapai hal ini, 1-kawat perangkat termasuk kapasitor 800 pF untuk menyimpan muatan, dan daya perangkat selama periode dimana baris data digunakan untuk data. 
Tergantung pada fungsi, asli 1-kawat perangkat yang tersedia sebagai komponen tunggal dalam sirkuit terpadu dan kemasan TO92, dan dalam beberapa kasus bentuk portabel disebut iButton yang menyerupai baterai jam tangan. Produsen juga menghasilkan produk yang lebih kompleks dari komponen tunggal, dan menggunakan bus 1-kawat untuk berkomunikasi.
1-Wire yang dimaksud disini adalah sensor untuk suhu tanah. Jika pada pemasangan sebelumnya sensor suhu tanah menggunakan PT100, pemasangan kali ini menggunakan DS (Dallas Semiconductor).

1-Wire
DS
Saat menggunakan PT100, saya dan rekan rekan harus membuat kabel perpanjangan untuk setiap kedalaman tertentu. Dia juga punya keluaran kabel sendiri untuk setiap channelnya. Bayangkan, dari 31 channel sensor, 14 diantaranya adalah sensor PT100. 14 channel tersebut terbagi menjadi dua, 7 channel untuk suhu taah berumput, dan 7 channel untuk suhu tanah gundul. Jadi untuk AAWS sebelumnya ada 31 kabel channel sensor. Belum lagi VCC dan GNDnya. Banyak pokoknya. Berbeda dengan 1-Wire DS ini, untuk sistem channelnya tetap sseperti AAWS sebelumnya. Yang membuat berbeda adalah, untuk 7 channel baik sensor suhu tanah berumput maupun tanah gundul, hanya akan ada 1 kabel yang akan dihubungkan ke panel, inilah 1-Wire yang dimaksud. Jadi, dari 14 channel sensor suhu tanah, hanya ada 2 kabel perpanjangan.


Mekanisme pembuatan batang sensornya adalah:
  • potong pipa berukuran 1/4 inc sepanjang 1,3 meter.
  • beri tanda pada pipa untuk setiap kedalaman 0cm, 2cm, 5cm, 10cm, 20cm, 50cm, 100cm. Berikan jarak kira kira 20cm dari bagian atas pipa ke kedalaman 0cm. 
  • bor pipa yang sudah diberi tanda dengan ukuran 6mm sampai tembus ke bagian belakang pipa. Pastikan lubang bagian atas lebih besar karena bagian atas adalah tempat untuk kepala sensor.
  • masukkan sensor ke dalam batang pipa yang sudah dilubangi. Panjang setiap sensor untu setiap ketinggian adalah sebagai berikut:
    • ketinggian 0cm     : 5m
    • ketinggian 2cm     : 0,5m
    • ketinggian 5cm     : 0,5m
    • ketinggian 10cm   : 0,5m 
    • ketinggian 20cm   : 0,5m
    • ketinggian 50cm   : 1m
    • ketinggian 100cm : 1,5M
  • buat PCB dudukan arduino promini dan pasang terminal blok. 
  • instal arduino 0.23, jika belum ada referensi coba download pada situs  http://arduino.cc/
  • siapkan modul FTDI dan kabel data USB mini.
  • cari alamat setiap sensor yang terpasang pada batang pipa sensor menggunakan Arduino Promini dengan ngeburn programnya terlebih dahulu. Kabel merah untuk Vcc, hitam untuk GND, dan biru untuk Data.
proses burning program kedalam arduino
  • catat data alamat sensor pada kertas, atau langsung copas pada notepad agar memudahkan kita dalam proses "burning" pada tes-tes selanjutnya.


tampilan saat 1-Wire address finder


pencatatan alamat sensor 1
pencatatan alamat sensor 2

  • sambung ketujuh sensor menjadi satu (1-Wire) sehingga hanya akan ada satu kabel perpanjangan sepanjang 5 meter.
satu set sensor suhu rumput dan tanah gundul

dua set 1-Wire

2 kabel 1-Wire untuk 1 set sensor 
  • test keluaran suhu 1-Wire menggunakan arduino Promini dengan ngeburn programnya terlebih dahulu. Pasang termometer pada ruangan untuk uji coba. Masukkan ketujuh sensor kedalam bak air dan catat hasil keluaran suhunya dan bandingkan dengan suhu ruangan yang telah dibaca oleh termometer agar mempermudahkan kita dalam proses kalibrasi.
  • kelarrrrrrrrrrrrrrrrrrr deh, tinggal tunggu kapan pergi maen ke daerah buat masang panel lengkap dengan panelnya :) 

Pemakaian 1-Wire lebih mudah dan efektif. Lebih ringkas banget buat wiringnya. Gak seabrek kayak sebelumnya. cuma codingnya aja yang bikin pusing, bikin sakit pinggang, bikin gila, bikin semuanya deh. Tapi ya sudahlah ya, bukan saya juga yang coding. Cuma karena kita team, turut ikut merasakan stressnya juga. Kalau coding gak kelar,, itu artinya kerjaan kita juga gak kelar. Semangat Renthroku Sayang :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Ulang Tahun Pendengar yang Baik

Ini acara sih sebenernya udah lama, lebih dari sebulan yang lalu. Tapi, aku pengen banget dan pakek harus ngepost acara ini di blog. Entah kapan! hahaha. Alhasil, baru sekaranglah waktu berpihak, jadi muncullah posting ini. 21 Oktober yang lalu, sahabat saya,  Bangun Widhi , yang suka marah-marah kalau aku panggil dengan sebutan "Pak Bangun" merayakan ulang tahun yang ke-23 (gak enak nyebut sebenernya). Acara ini adalah salah satu acara yang gagal sekaligus berhasil. Kejutannya mengecewakan. Gimana enggak, aku udah koar-koar bikin strategi kejutan plus ngumpulin bala bantuan, dan titah kejutan itu dibaca langsung sama sang korban, Bangun. Itu pertama. Kedua, tanggal 21 Oktober itu hari Senin. Pada hari Sabtunya, kita dapet kabar kurang baik tuh, si Bangun gak masuk gegara sakit akibat balap kuda dijalan (gak ding, canda!). Bangun habis kecelakaan dari motor dan nabrak orang. Nah, anak-anak udah ngerencanain buat kejutannya hari Selasa, mengingat pas hari Selasa
"alasan kenapa kita bisa melihatnya bersama adalah karena kita bersama. aku ingin melihat banyak hal bersamamu. bukan karena takdir, tetapi karena kita saling menjaga. biarlah seperti itu."  Seo In ha - Love Rain

Mata Kecil itu, Kembali Pergi

Empat puluh, empat puluh satu, empat puluh dua! Yup akhirnya! Aku baru saja menyelesaikan anak tangga terakhir dilantai empat gedung D kampus. “Tira, capek”, erang Uti padaku sambil meremas lengan sebelah kananku. Memang bukan tantangan berat untuk menaiki lantai empat gedung tersebut, hanya saja jika itu dilakukan setiap kami akan masuk kelas, kerasa kan capeknya?? Belum lagi jadwal sholat yang belum keitung. Sontak aku dan Uti langsung duduk lesehan bersandarkan tembok didepan kelas sambil melahap botol air mineral yang kami bawa. “lungguh kene lo, cek gak panas”, ucap seorang cowok yang baru saja naik tangga dengan logat jawanya yang kental. Cowok itu langsung mendekat duduk disebelahku. Aku yang sibuk mengatur nafas tiba-tiba saja menoleh, melemparkan senyum. Dua temannya mengikuti, yang satu berwajah bersih, tinggi, dan badannya berisi, yang satu lagi kulitnya gelap dan lucu.