Langsung ke konten utama

He's the greatest people I've ever had :)

Uyeeeeee.  Setelah blog ini lama dibiarakan kosong, akhirnya "THIS IS MY FIRST ENTRY". Dan hey Phy''ku sayang, aku mau nulis tentang kamu di entri pertamaku ini. Kan aku udah janji sama kamu :D


 He's the greatest people I've ever had :) 

Jujur, aku terpukul setelah aku tau kamu akan pergi. Aku sedang sibuk dengan segala pekerjaanku, dan aku tak bisa meneteskan air mata di kantor. Hanya bisa menahan sesak tangis yang tak akan aku keluarkan saat itu juga. Mungkin orang lain akan berkata aku "tidak punya hati", karena apa? karena aku tidak menangis saat kau pergi. Tapi aku yakin, pasti kamu juga tak ingin orang yang (pernah) kamu sayang menangisi kepergianmu. Iya bukan?

Aku dan Kamu, memang tak punya cerita special seperti halnya antara kamu dengan DHITA, bahkan kamu dengan DHELA. Kita tak pernah bertemu secara pribadi, tak pernah pergi bersama, bahkan untuk berbincang "kamu aku" pun rasanya gak pernah. Hanya HP yang bisa membuat kita saling memiliki. Tapi kamu itu SPECIAL. Aku tau, aku adalah Cewek Pertamamu, itu membuat aku merasa SPECIAL di antara Dhita, Nyta, bahkan Dhela sekalipun. Inget gak waktu aku pinjem majalahmu dan dengan sinisnya kamu bilang "jangan lama lama", atau saat kita berbagi cerita di sela-sela pelajaran, inget banget tuh kamu menang lomba Praktik Sholat pas SD, hhmmm aku di bonceng Yudi pulang dan kamu ngliatin trus, yang ini inget kan? Apalagi kalo yang ini, inget dong! Yang aku cemburu sama AGISTA karena kamu pulang malem dan kamu ngenter dia pulang? KONYOL! Tapi ya sudahlah. Itu masa kita.

Aku menyesal karena aku telah membencimu, berpikiran buruk tentangmu, atau bahkan sering menyalahkanmu. Padahal aku tau, kamu selalu berpikir dengan apa yang akan kamu lakukan, itu yang terbaik untukmu, untuk kita. Aku selalu inget kata katamu "Please, berpikirlah sebelum bertindak". :(
Aku juga membenci seseorang, "Rahadian Bagaskoro", aku tau kamu pasti tidak senang dengan kejadian ini. Tapi kamu pasti tau apa alasanku melakukan itu. Seenaknya dia berkata hal yang seharusnya tidak dia omongkan dan membuat kita berakhir begitu saja. Itu yang kita omongin, saat terakhir aku ngobrol sama kamu, membahas hubunganmu dengan Dhela yang menyebalkan. huh!

"Saatku bersamamu, tersirat dihatiku keinginan tuk bersamamu lebih lama lagi. Sebagai simbol pecahan hati yang menyatu. Tapi apa daya, pecahan hati itu warnanya semain pucat. Warna pucat yang sulit dihilangkan, aku berusaha tuk menghilangkan warna pucat dihati kita berdua, tuk bersama lebih dekat lagi. Tapi aku tidak bisa menghilangkannya. Sampai suatu saat warna itu mengalami keabadian dihatimu, dan apakah kau tau? Warna itu menimbulkan rasa pilihan yang abadi, yang membuat hatiku tersakiti. Pilihan yang membawa arti luas nan abadi. Hatiku terasa hampa nan pedih ketika melihat pilihan abadi itu. Aku harap kau juga tidak menganggapnya pilihan abadi, I hope! Hatiku mengerti kalau pecahan hatiku ini tidak cocok dengan pecahan hatimu. Aku mengerti pilihan itu adalah hak yang ada dihatimu. Aku mengerti aku tidak bisa menghilangkannya. Aku ngerti....Dan apa kau tau apakah pilihan itu? Pilihan itu adalah orang lain dihatimu, orang lain yang dekat dihatimu, orang lain yang membuat hatimu bahagaia. Hatiku tersiksa kala melihat itu... Jikalau hatiku tersiksa, itu hanya masalah waktu untuk menghilangkannya. Waktu yang sangat lama. Tapi aku tetap tidak akan melupakanmu, Ku mengenangmu, Selamanya.... "

Itu kata-katamu untukku. Cuma kata-kata itu yang membuat aku tak pernah lupa denganmu, dengan KITA. Aku tau memang aku yang salah. Bersama orang lain yang harusnya tidak aku terima pernyataan cintanya. Dan parahnya lagi "DIA" juga yang menyakiti hatimu. Dan rasanya itu adil jika aku membencinya. Tapi sekali lagi, ya sudahlah, itu kisah SPECIAL kita :)

Dan sekarang, aku sendiri. Kau pergi jauh meninggalkanku, sahabat tersayangmu, jauh di atas sana. Jauuuuuuuuuh sangat jauuuuuuhhh. Secepat itukah? Padahal, untuk aku sampai dikota inipun, kamu tak tau. Aku ikhlas sayang, sangat ikhlas. Air mataku tak akan jatuh lagi, aku hanya ingin tersenyum yang akan selalu aku kirim lewat butir doa terindahku untukmu di surga sana MUHAMMAD RIFKY YUDIT TAQWA. Maafkan aku yang telah menyakitimu, dan terimakasih karena telah menjadikanku intan permata hatimu yang pertama. Aku sayang kamu :*

Komentar

  1. wew~ kapan alm. mengantarku pulang? aku tidak ingat :D
    seharusnya kamu tetap sama dia ya?
    is he your first love?
    hehehe~ terharu baca e jadi e :'(

    BalasHapus
  2. tau yo. yang kapan gitu, trus pulang malem. kau lupa :p
    ya, seharusnya. until now :(
    haduuu, ojo terharu a. lek dhela yang bikin ngono, baru terharu. ini mah gak ada apa apanya :)

    BalasHapus
  3. "membahas hubunganmu dengan Dhela yang menyebalkan. huh" --> kata kata ini maksud nya apa mbak ? aku jahat nih ?
    seharusnya kan embak emg masih sama mas
    ini semua gara' mas bebek sih carik gara" ><

    BalasHapus
  4. ya kan dia ngomongin kamu trus tuh. kan nyebelin. wkwkwk. gak taunya itu bakal jadi obrolan terakhiku sama dia :(
    kalo tau gitu kan aku bakal nyimak tiap huruf yang keluar dari mulutnya :)

    BalasHapus
  5. memang umur setiap orang gagh bisa di prediksi...
    sedih memang di tinggal orang kita sayangi...
    orang yang sangat berari dalam kehidupan kia...
    orang yang menjadi harapan kita...
    hikz hikz....
    but don't forget
    you must be running to goal your dreams...
    spirit...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Ulang Tahun Pendengar yang Baik

Ini acara sih sebenernya udah lama, lebih dari sebulan yang lalu. Tapi, aku pengen banget dan pakek harus ngepost acara ini di blog. Entah kapan! hahaha. Alhasil, baru sekaranglah waktu berpihak, jadi muncullah posting ini. 21 Oktober yang lalu, sahabat saya,  Bangun Widhi , yang suka marah-marah kalau aku panggil dengan sebutan "Pak Bangun" merayakan ulang tahun yang ke-23 (gak enak nyebut sebenernya). Acara ini adalah salah satu acara yang gagal sekaligus berhasil. Kejutannya mengecewakan. Gimana enggak, aku udah koar-koar bikin strategi kejutan plus ngumpulin bala bantuan, dan titah kejutan itu dibaca langsung sama sang korban, Bangun. Itu pertama. Kedua, tanggal 21 Oktober itu hari Senin. Pada hari Sabtunya, kita dapet kabar kurang baik tuh, si Bangun gak masuk gegara sakit akibat balap kuda dijalan (gak ding, canda!). Bangun habis kecelakaan dari motor dan nabrak orang. Nah, anak-anak udah ngerencanain buat kejutannya hari Selasa, mengingat pas hari Selasa

Mata Kecil itu, Kembali Pergi

Empat puluh, empat puluh satu, empat puluh dua! Yup akhirnya! Aku baru saja menyelesaikan anak tangga terakhir dilantai empat gedung D kampus. “Tira, capek”, erang Uti padaku sambil meremas lengan sebelah kananku. Memang bukan tantangan berat untuk menaiki lantai empat gedung tersebut, hanya saja jika itu dilakukan setiap kami akan masuk kelas, kerasa kan capeknya?? Belum lagi jadwal sholat yang belum keitung. Sontak aku dan Uti langsung duduk lesehan bersandarkan tembok didepan kelas sambil melahap botol air mineral yang kami bawa. “lungguh kene lo, cek gak panas”, ucap seorang cowok yang baru saja naik tangga dengan logat jawanya yang kental. Cowok itu langsung mendekat duduk disebelahku. Aku yang sibuk mengatur nafas tiba-tiba saja menoleh, melemparkan senyum. Dua temannya mengikuti, yang satu berwajah bersih, tinggi, dan badannya berisi, yang satu lagi kulitnya gelap dan lucu.
"alasan kenapa kita bisa melihatnya bersama adalah karena kita bersama. aku ingin melihat banyak hal bersamamu. bukan karena takdir, tetapi karena kita saling menjaga. biarlah seperti itu."  Seo In ha - Love Rain